smile for this life, although you know this world not give you what do you want, keep going to be a hero, hero for yourself, hero for your family, hero for your friends, and hero for everyone, cause you will got something that what you need not you want Welcome everybody....!: Kapolri Minta Maaf soal ‘Buaya vs Cicak’

Kapolri Minta Maaf soal ‘Buaya vs Cicak’




Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) meminta maaf terkait istilah ‘buaya dan cicak’ yang diartikan sebagai gambaran rivalitas KPK vs kepolisian. Mantan Kapolda Sumut ini juga mengharapkan media massa tidak mengembangkan istilah yang pertama kali dilontarkan oknum Polri itu. “Saya meminta agar istilah cicak-buaya jangan diteruskan. Karena sebenarnya kami menjadi bagian itu,” kata Kapolri dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi, di Kantor Menkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (2/11).
Menurut dia, ada banyak anggota Polri yang menjadi penyidik di KPK. Termasuk beberapa orang perwira bintang satu dan bintang dua.
Kapolri mengakui kalau istilah cicak-buaya itu berasal dari oknum. “Itu oknum Polri, jadi anggota kami yang salah. Polri tidak pernah menggunakan istilah itu. Kami mohon maaf,” kata Kapolri. Istilah cicak dan buaya, berdasarkan catatan pers pertama kali disampaikan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji. Cicak merujuk KPK, sedangkan buaya merujuk ke Polri.
Anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW), Illian Deta Sari, mengatakan, seharusnya Kapolri tidak cukup minta maaf, tapi harus memberi sanksi kepada oknum yang menyebut istilah cicak dan buaya.
“Maaf harus diikuti tindakan pada oknum di polisinya. Kalau perlu sampai dipecat, karena kata-kata itu justru menimbulkan polemik yang bergulir,” tandasnya.
Illian, sebagai contoh mengungkapkan rekam jejak Susno yang pernah menemui buron KPK Anggoro Widjojo. “Coba apa boleh bertemu buron. Warga saja yang tahu buron harus diperiksa. Harus ada tindakan nyata seperti apa,” tutupnya. Selain Susno yang melontarkan istilah buaya vs cicak, Jaksa Agung Hendarman Supanji juga pernah menyebut kata ‘godjila’. Hendarman terang-terangan menyebut, apabila Kejagung dan Polri bergabung akan berubah menjadi Godzila.
Ucapan Hendarman ini muncul manakala tengah ramai isu perseteruan antara KPK vs Polri dan Kejagung. Kini muncul seolah-olah KPK dikeroyok dua lembaga yang lain. “Presiden harus mengganti Jaksa Agung dengan orang yang kompeten dan bersih. Jangan mempertahankan orang yang menyebut Godzilla. Kapolri saja yang anak buahnya menyebut cicak dan buaya minta maaf,” kata Illian.
Aktivis Cintai Indonesia Cintai KPK (Cicak), Ery Nugroho, menyebutkan, ucapan maaf menurutnya belum cukup. Yang perlu dilakukan sebagai bukti adalah menghentikan kriminalisasi pada KPK. “Dia harus membuktikan kepada gerakan pemberantasan korupsi. Dan yang harus ditunjukkan dengan menghentikan korupsi. Kalau perlu mengundurkan diri dahulu dari buaya, sehingga tidak rangkap jabatan,” katanya.
Terkait soal sanksi terhadap Susno Duadji yang melontarkan istilah itu, Kapolri hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Kapolri Minta Maaf soal ‘Buaya vs Cicak’"

Posting Komentar